DIKLAT LANJUTAN XXVIII DI GOA PARANG GARUDO

DIKLAT LANJUTAN XXVIII DI GOA PARANG GARUDO

 CERITA PERJALANAN GOA PARANG GARUDO – DIKLAT LANJUTAN CAVING KAPALA MAGMAGAMA XXVIII

            Pada hari Jumat hingga Sabtu tanggal 10-11 Mei 2019, Kapala Magmagama Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta melakukan Diklat Lanjutan Caving. Diklat Lanjutan merupakan Pendidikan dan Pelatihan Lanjutan setelah dilaksanakannya Diklatsar. Caving merupakan salah satu divisi dalam Kapala Magmagama yang kegiatannya berkaitan dengan goa. Dikjut Caving ini merupakan dikjut terakhir setelah dilaksanakannya Dikjut Mountaineering dan Dikjut Climbing. Dikjut Caving ini diadakan di Goa Parang Garudo, Dusun Tengger, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Wonosari, Gunung Kidul, DIY. Output yang ingin dicapai dalam dikjut ini yang utama adalah Peta Goa Parang Garudo, karena goa ini belum dipetakan dan belum terlalu populer. Tujuannya adalah agar membantu pemasaran dari Goa Parang Garudo ini serta mengeksplore kenampakan alam yang ada di dalam goa. Selain pemetaan goa, output-nya berupa video perjalanan, cerita perjalanan, dan fotografi di dalam goa.

            Kegiatan diikuti oleh seluruh anggota madya, beserta dewan dan senior yang mendampingi. Jumlah anggota yang ikut kurang lebih 53 orang, dengan rincian 13 orang anggota muda Kapala Magmagama 28, dan 40 orang dewan dan senior. Berikut anggota madya yang melaksanakan Dikjut Caving, yaitu : Muh. Aldofa A.P. (Pahpoh); Bryan Gray E.B(Cumpleng); Rachmat Adi S. (Kancit); Dina Mustika S. (Tuo); Berliana Nur I. (Bengep); Ajeng Melinda H. (Mbokyem); Rara Fajrina M. (Duren); Nadhifa Z. (Plengeh); Gelya Kandida (Horas); Safira Nur A. (Wawik); Naftalita Desinta M. (Sugi); Salma Fatria P.(Oneng); dan Sherinna Mega C.(Bucin). Sedangkan beberapa dewan yang menemani yaitu, M. Fakhri T.P. (Bakntol) sebagai Kepala Divisi Caving; Daffa Rayhan A. (Lutung) sebagai Wakil Kepala Divisi Caving; dan dewan lainnya. Sedangkan senior yang turut menemani acara Dikjut Caving 28 ini adalah M. Arsa Iskaq I. (Kong); Angga Wahyu R. (Telo); Cantika D. (Icin); dan senior lainnya yang tidak bisa disebutkan.

            Dikarenakan banyaknya jumlah peserta yang ikut maka dibagi menjadi 2 kloter. Kloter pertama yang berangkat pukul 15.00 WIB pada Jumat, 10 Mei 2019 adalah Mbokyem, Bengep, Duren, dan Tuo. Kloter pertama ini bertugas untuk melengkapi surat perijinan untuk kegiatan Dikjut Caving. Perijinan yang dibutuhkan adalah ijin dari desa dan dari Polres setempat. Mekanisme perijinannya adalah melakukan ijin secara lisan terhadap Pokdarwis (Kelompok  Sadar Wisata)  dari Goa Parang Garudo itu sendiri, pengurus desa setempat, ijin tertulis dari Kecamatan Ponjong, yang kemudian diserahkan ke Polres setempat. Perijinan ini berfungsi agar kegiatan yang dilakukan bersifat legal dan sudah disetujui oleh warga setempat. Sedangkan kloter kedua merupakan sisa anggota yang belum berangkat kloter pertama, termasuk dewan dan senior. Kloter kedua bertugas untuk membawa peralatan yang akan digunakan untuk Dikjut Caving nantinya.

            Perjalanan memerlukan waktu sekitar 2,5 jam untuk menuju basecamp. Kloter pertama sampai di basecamp pukul 18.30 WIB. Sedangkan kloter kedua tiba sekitar pukul 00.00 WIB. Basecamp terbagi menjadi 2 bagian yaitu basecamp atas dan basecamp bawah. Hal ini dikarenakan tempat basecamp yang terbatas sedangkan peserta yang ada cukup banyak. Agenda sesampainya di basecamp adalah istirahat. Pukul 03.00 WIB, seluruh peserta bangun untuk sahur karena kegiatan ini berpapasan dengan bulan Ramadhan.

            Sesudah sahur, sekitar pukul 08.00 WIB peserta dan panitia berkumpul di basecamp bawah untuk bersiap-siap menuju goa. Persiapan alat pemetaan berupa drybag perkelompok yang berisi kamera, tripod, lembar kerja, disto, sunto sebagian memakai meteran, P3K dan alat pribadi seperti headlamp, helm proyek, sepatu boot serta baju dan celana lapangan. Setelah melakukan persiapan, peserta melakukan pemanasan agar memperkecil kemungkinan ketika melakukan aktivitas di goa. Pemanasan dilakukan kurang lebih 30 menit. Setelah itu ada briefing mengenai pemetaan goa oleh Kadiv Caving yaitu Mas Bakntol. Kemudian ada briefing dari panitia koordinator acara mengenai rundown untuk kegiatan selama di goa. Panitia berasal dari anggota madya Kapala Magmagama 28.

            Sebelum melakukan pemetaan, peserta diklat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok 1, 2 dan 3. Kelompok 1 bertugas memetakan goa bagian depan, kelompok 2 bagian tengah dan kelompok 3 bagian akhir. Kelompok 1 beranggotakan Muh. Aldofa A.P. (Pahpoh); Dina Mustika S. (Tuo); Gelya Kandida (Horas); dan Rara Fajrina M. (Duren) yang didampingi Alse Nabilah (Hilih), M. Zaudan R.F. (Seblak) dan Ananta Jati K. (Gambris). Kelompok 2 beranggotakan Rachmat Adi S. (Kancit); Nadhifa Z. (Plengeh); Naftalita Desinta M. (Sugi); Salma Fatria P.(Oneng); dan Sherinna Mega C.(Bucin) yang ditemani oleh Alfin (Celup), Daffa Rayhan A. (Lutung), M. Febby Eka N. (Dobby), dan Regina Tasya (Palawa). Dan kelompok 3 beranggotakan Bryan Gray E.B(Cumpleng); Berliana Nur I. (Bengep); Ajeng Melinda H. (Mbokyem); dan Safira Nur A. (Wawik) yang ditemani oleh Huda Nur M. (Ramang); Iqbal (Kinthil); M.Fakhri Tirta (Bakntol); M.Arfan S. (Kodok), dan Atoro Aditya R. (Sluencoh).

            Pukul 08.00 WIB, seluruh peserta diklat bersama dewan memasuki goa. Masing-masing kelompok berpencar sesuai pembagian daerah. Pemetaan dimulai. Tiap-tiap anggota kelompok bergerak sesuai bagian masing-masing. Setiap kelompok terdiri dari 1 deskriptor, 1 shooter, 1 stasioner, 1 sketcher, serta dewan yang mengawasi. Shooter bertugas untuk melakukan pengukuran yang dibantu oleh stasioner. Stasioner bertugas untuk mencari titik stasiun yang tepat untuk pengukuran selanjutanya serta membantu shooter untuk mengambil data pengukuran. Deskriptor bertugas untuk mendeskripsi data yang diperoleh dari hasil pengukuran shooter. Dan yang terakhir sketcher. Sketcher bertugas untuk menggambar kenampakan goa, baik tampak atas, tampak samping maupun tampak depan, yang mana dalam penggambaran sketsa goa, sketcher juga memperhatikan data yang diperoleh untuk dikonversi dalam peta sesuai dengan skala yang ditentukan.

            Hal yang dilakukan pertama kali dalam pemetaan goa menggunakan alat-alat yang telah disebutkan yaitu, pertama shooter dan stasioner mencari titik yang tepat untuk melakukan pengukuran. Dalam mencari titik stasiun selanjutnya maka perlu diperhatikan tentang morfologi yang ada dalam goa tersebut, jika mengalami perbedaan morfologi maka stasioner mencari titik yang tepat pada tiap perbedaan morfologi goa tersebut. Setelah itu shooter melakukan pengukuran data panjang menggunakan meteran atau sunto ke arah depan (jarak antara shooter dan stasioner), panjang ke samping kanan dan kiri (ke arah dinding goa), pengukuran sudut menggunakan kompas (ke arah depan, kanan dan kiri), dan dip menggunakan disto (ke arah depan). Data tersebut ditulis oleh deskriptor. Sedangkan sketcher menggambar kenampakan yang ada termasuk juga ornamen-ornamen yang ada.

            Goa Parang Garudo ini memiliki ornamen-ornamen cukup mengagumkan, mulai dari stalagmite, stalagtite, gordyn, dan terdapat aliran sungai di dalamnya. Ketinggian airnya dapat mencapai se-pinggang orang dewasa. Sebagian besar ornamen-ornamennya masih tumbuh. Terdapat air terjun yang tingginya kurang lebih 2 meter yang cukup indah. Airnya jernih. Ketika memasuki goa ini banyak chamber yang cukup luas. Medannya pun tidak terlalu sulit untuk kedalaman sekitar 100 meter. Namun medan setelahnya lumayan sulit karena bagian atas terdapat stalagmite, stalagtite dan gordyn yang menutupi jalan, maka dari itu perlu jongkok hingga merangkak untuk melewatinya. Tanahnya pun tidak terlalu becek. Sehingga cukup nyaman untuk melakukan aktivitas di dalam goa. Kenampakan di dalam Goa Parang Garudo ini sangat cocok untuk berfoto di dalam goa, terutama pecinta fotografi di dalam goa.

            Pemetaan dilakukan kurang lebih hingga pukul 12.30 WIB. Setelah pemetaan selesai, peserta melakukan output selanjutnya, yaitu fotografi dalam goa. Fotografi dilakukan di tempat yang berbeda tiap kelompoknya. Setiap kelompok memiliki output fotografi mengenai ornamen, makhluk hidup yang ada di goa, serta fotografi yang ada objeknya. Pengambilan fotografi berlangsung kurang lebih hingga pukul 15.00 WIB. Setelah fotografi usai, dilanjutkan dengan evaluasi yang dilakukan di dalam goa.

            Evaluasi tidak hanya disampaikan oleh anggota muda saja, namun senior beserta dewan turut mengevaluasi dari pra-dikjut hingga Dikjut Caving selesai. Evaluasi berlangsung kurang lebih hingga pukul 16.00 WIB. Para peserta pun akhirnya keluar dari goa. Di mulut goa para peserta beserta dewan melakukan sesi foto bersama.

            Waktu berbuka puasa hampir tiba, para peserta melakukan bersih-bersih dan mempersiapkan alat-alat untuk dibawa pulang kembali. Para peserta berbuka puasa terlebih dahulu di basecamp sebelum kembali ke Yogyakarta. Tepat pukul 19.00 WIB, seluruh anggota dikjut beserta dewan dan senior pulang ke Yogyakarta. Karena jumlah yang cukup banyak, kami terbagi beberapa kloter untuk perjalanan pulangnya.

 

Edited by Berliana Nur Indah (Bengep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.