Magmagama Expedition: THE SECRET OF BROMO

MAGMAGAMA EXPEDITION: THE SECRET OF BROMO

http://magmagama.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1409/2019/04/59b42-26065357_2127585917469869_7373134811893858304_n.jpg

The Secret of Bromo merupakan ekspedisi yang menggunakan ilmu geologi sebagai dasar kegiatannya. Kegiatan berupa penelitian yang meliputi beberapa bidang yaitu bidang vulkanologi untuk mengetahui sejarah pembentukan kaldera, bidang geowisata untuk membuat peta potensi geowisata, bidang geologi teknik untuk memetakan daerah rawan bencana, serta bidang sosial budaya untuk meneliti pengaruh geologi pada masyarakat sekitar kaldera Bromo serta kearifan lokal yang berkembang.

Kegiatan ini dilakukan di Daerah Ngadisari, Ngadirejo dan Sekitarnya, Taman Nasional  Bromo Tengger Semeru, Kabupaten Probolinggo, yang terletak di Provinsi Jawa Timur.  Kegiatan ini dilaksanakan pada2 Januari 2018 – 17 Januari 2018. Sementara Seminar  Hasil Magmagama Expedition akan dilaksanakan pada 12 April 2018 di Kantor Pusat  Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta dan pada 20 April 2018 di Gedung Visitor Center  Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

SEMINAR HASIL MAGMAGAMA EXPEDITION

IMG_7366

Keluarga Pencinta Alam (Kapala) MAGMAGAMA menggelar Seminar Pemaparan Hasil Magmagama Expedition 2017. Kegiatan itu beragendakan pemaparan hasil-hasil ekspedisi Kapala Magmagama bertajuk The Secret of Bromo yang baru dirampungkan.

Seminar yang berlangsung di Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) diisi pemaparan temuan tim-tim Magmagama. Paparan turut dihadiri tim-tim Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Acara ini merupakan hasil ekspedisi Januari lalu yang mengambil data-data lapangan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Fokusnya ada di Gunung Bromo.

Terdapat tiga aspek yang menjadi sudut pandang yaitu geologi, mitigasi bencana, sosial budaya dan geowisata. Ia berharap, Magmagama mampu merangkum kesimpulan dari berbagai aspek tersebut.

Ekspedisi ini bertujuan agar bisa meningkatkan kualitas pariwisata di daerah Bromo, tapi juga tetap memperhatikan batasan-batasan, terutama dari bencana-bencana alam yang mungkin terjadi di daerah tersebut.

Bidang geologi yang dipaparkan oleh Arif Muchlisin, mendapatkan 144.000 tahun lalu terbentuk Gunung Agrowulan, Lingker, Penanjakan dan Gunung Cemara Lawang yang ada di komplek Bromo. Komplek itu sendiri tadinya sebuah gunung yang sangat besar.

Tidak tanggung-tanggung, gunung itu berketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut yang disebut sebagai Gunung Tengger. Akhir periode ini, itu membentuk kawah Agrowulan dengan diamter sekitar tiga kilometer akibat erupsi.

Sosial budaya yang dipaparkan Benno Zola, mendapatkan Suku Tengger jadi suku pribumi yang memiliki kebudayaan dan adat kental di sana. Kehadiran Suku Tengger itu yang dirasa menjadi salah satu daya tarik wisatawan.

Dari geowisata yang dipaparkan Angga Wahyu Ristiawan, melihat Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu destinasi wisata prioritas di Indonesia. Karenanya, mereka menyarankan geowisata dijadikan alternatif pariwisata yang dikembangkan.

Sedangkan, dari mitigasi bencana yang dipaparkan Pratiwi Putri Gunawan memberikan saran, agar pemerintah mempertegas peraturan terkait pencegahan bencana erupsi gunung api. Pengelola diminta pula memasifkan informasi-informasi yang ada.

Tujuannya, tidak lain agar tidak membingungkan wisatawan baik peraturan maupun peringatan. Terakhir, ia menyarankan agar wisatawan dan amsyarakat dapat mematuhi setiap peraturan yang berlaku.

HASIL DARI MAGMAGAMA EXPEDITION

Aftermovie Magmagama Expedition: Secret of Bromo

Magmagama Expedition: The Secret of Bromo

Penulis: Arif Muchlisin , Rayhan Alghifari , Benno Zola Triadi , Premira Arifatul Khorida , Abyan Abdan , Rachmi Mustika Pertiwi Putri Gunawan , Sony Setia Darmawan , Angga Wahyu Ristiawan , Sistien Adhaena Sari , Trional Rahmadani Siska

Buku ini dapat dibeli di UGM Press