Tebing Parangndog

     Tebing Parangndog terletak secara administratif di Desa Girijati, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul sekitar 3,2 km ke arah timur laut dari Pantai Parangtritis. Tebing ini menghadap ke arah barat daya dan memiliki dimensi tinggi 18 meter dan membentang sepanjang 30 meter dari arah barat laut ke tenggara. Untuk mencapai lokasi ini dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari Kota Yogyakarta. Tebing ini biasa digunakan untuk kegiatan climbing dan bouldering. Dengan melihat ke arah barat daya, climber dapat langsung melihat pemandangan laut selatan.

C1.png

Gambar 1. Pemandangan Pantai dari Tebing Parangndog

     Tebing ini berada pada Zona Pegunungan Selatan yang merupakan daerah pegunungan yang berada pada bagian selatan Jawa yang terjadi akibat pengangkatan karena subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Apabila dilihat dari peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, yang dibuat oleh Wartono Rahardjo dkk pada tahun 1977, maka tebing Parangendog ini termasuk ke dalam Formasi Wonosari. Formasi ini tersingkap baik di daerah Wonosari dan sekitarnya, dengan ketebalan lebih dari 800 meter. Formasi ini didominasi oleh batuan karbonat yang terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping terumbu. Sedangkan sebagai sisipan adalah napal. Sisipan tuf hanya terdapat di bagian timur.

C2.png

Gambar 2. a) Lokasi Tebing Panjat 1 b) Lokasi Tebing Panjat 2

     Dominasi litologi berupa batuan karbonat menjadi salah satu faktor penting akan fungsi yang dapat dimanfaatkan pada tebing Parangendog sendiri. Batuan karbonat yang cenderung mengalami pelarutan jika bereaksi dengan air yang bersifat asam dari atmosfer menghasilkan kenampakan-kenampakan minor pada dinding tebing yang dapat dimanfaatkan untuk pijakan climbing maupun bouldering. Namun juga, karena proses pelarutan batugamping yang masih terus berjalan, menyebabkan beberapa titik pada tebing menjadi mudah runtuh yang akan menyebabkan kurangnya kemanan dari tebing ini.

C3.png

Gambar 3. Kristal Kalsit

     Selain terjadinya pelarutan, pada tubuh batuan karbonat juga dapat ditemui adanya kristalisasi mineral kalsit. Air yang sebelumnya telah melarutkan batuan karbonat kemudian akan berada pada kondisi jenuh akan ion-ion. Hal inilah yang membuatnya cenderung untuk mengalami proses kristalisasi membentuk mineral-mineral kalsit polikristalin seperti apa yang banyak terdapat pada tebing panjat Parangendog di sisi tenggara. Sehingga perawatan dan pengembangan terhadap objek alam Tebing Parangendog perlu dilakukan secara kontinyu agar dapat terus dimanfaatkan secara baik dalam waktu panjang.

 

Perjalanan Diklat Lanjutan XXVII

“Menaklukkan Tebing Parangndog”

     Dikjut climbing KAPALA MAGMAGAMA XXVII dilaksanakan di tebing parangendog. Dikjut climbing kali ini, dilaksanakan pada Minggu, 18 Maret 2018 . Secara administratif Parangendog terletak di Dusun Parangrejo, Desa Girijati, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung kidul dengan koordinat geografis S801,482’E110020.7. tebing parangendog berada sekitar 3,2 km kearah timur dari pantai parang tritis.Perjalanan menuju parangendog membutuhkan waktu sekitar 1 jam dari dapur magma. Tujuan dilakukan dikjut kali ini adalah untuk melatih skill pemanjatan dan pembuatan jalur pemanjatan di tebing parangendog. Target dikjut kali ini adalah mencapai top anchor dari tebing tersebut.

     Tebing parangendog menghadap arah barat daya dengan ketinggian 30m menghampar dari barat laut ke tenggara sekitar 18m. dominasi litologi berupa gamping kristalin menjadi daya Tarik pada tebing ini, yang mana litologi tersebut berfungsi sebagai pegangan utama pada tebing ini.
Sebelum berangkat menuju tebing, kami berkumpul terlebih dahulu di dapur Magma. Kami yang berjumlah 16 peserta dan 1 dewan berangkat menjadi 2 kloter. Kloter pertama adalah perintis, yang berangkat pukul 07.00 dan kloter kedua pukul 07.30. Setelah sampai disana, kloter pertama memasang jalur pemanjatan. Dan kloter kedua langsung melakukan pemanasan. Tebing yang kami naiki terdiri dari dua jalur yaitu jalur bagian barat dan jalur bagian timur yang sedikit curam. Selama kegiatan panjat tebing berlangsung, sebagian peserta yang tidak menaiki tebing menggambar jalur tebing dan menulis catatan perjalanan. Memanjat tebing parangendog lumayan cukup sulit karena kita harus memilih jalur mana yang harus dilewati tanpa terjatuh. Menggambar nya pun ternyata lumayan cukup sulit, karena kita harus mengingat jalur mana saja yang harus di lewati untuk mencapai top.
Tebing pertama memiliki ketinggian sekitar 15meter. Tebing tersebut cukup licin karena litologi didominasi oleh gamping kristalin. Selain licin, pemilihan jalur panjat juga cukup sulit mengingat sedikit tempat pegangan dan pijakan pada tebing tersebut. Untuk mencapai puncak dari tebing tersebut haruslah memiliki pegangan yang kuat agar tidak mudah jatuh dan lepas dalam memegang pegangan.

     Tebing kedua memiliki ketinggian sekitar 12 m. pada tebing ini lumayan sulit karena daerah tersebut memiliki litologi yang cukup runcing. Selain runcing kami juga kesulitan ketika memilih jalur panjat. Ketika sampai atas, banyak dari kami yang tangannya terluka.
Selain menikmati susahnya menaiki tebing tersebut, tentunya kita harus menikmati keindahan pemandangan di top anchor pada tebing tersebut. Kita bisa melihat berbagai keindahan alam berupa pantai parangtritis di sebelah barat yang terlihat jelas ketika menaiki top anchor. Selain view laut yang bias kita lihat, kita juga bias menikmati keindahan tebing yang menjulang tinggi yang terletak pada bagian barat dari tebing pemanjatan.
Sayangnya pada sore hari, kegiatan pemanjatan harus selesai lebih cepat dikarenakan hujan mulai mengguyur tebing tersebut. Kami cukup kesusahan untuk melakukan cleaning. Sehingga kami harus turun menuju basecamp lebih lama karena harus melakukan cleaning pada keadaan hujan.

 

#editor: 1625004

bennozola

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.