Mengibarkan Bendera Pusaka di Gelapnya Gua Gilap

Mengibarkan Bendera Pusaka di Gelapnya Gua Gilap

Laporan Catatan Perjalanan Caving Massal Kapala Magmagama

Gua Song Gilap, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong,

Kabupaten Gunung Kidul

 

Kamis, 16 Agustus 2018

     Hari ini adalah hari dimana kami akan pergi menuju basecamp kami di Desa Kenteng, Kloter pemberangkatan dibagi menjadi 2 Kloter. Acara ini diikuti oleh 3 orang anggota HMTG yaitu Adinda R. Haka, M.Luthfi Farhan, dan Rizka Dwi Desiana, beserta internal Magmagama sejumlah 23 orang. Kegiatan ini juga diikuti oleh salah satu mahasiswa S2 yaitu Mitsuoka yang berasal dari Jepang.

     Sebelum berangkat kami telah mempersiapkan peralatan yang akan kami bawa seperti kamera, set SRT,bendera,pelampung, boots dan helm di dapur Magmagama. Kloter 1 berangkat dari dapur magma pukul 20.30 wib yang terdiri dari 12 orang yaitu Palawa, Seblak, Sloencoh, Amoy,Lutung, Bakntol, Hilih, Nyenyek, Kabau, Telo, Dembix, dan Mitsu. Kami menggunakan motor untuk pergi ke basecamp. Dinginnya malam selama perjalanan tak menghalangi kami untuk tetap pergi kesana. Kloter 1 sampai di basecamp sekitar jam 22.30 . Kloter 2 menyusul pada pukul 24.00 wib yang terdiri dari 14 orang yaitu Cigak, Peyju, Galer, Cahyo, Celup, Meqi, Pudel, Ubur-ubur, Cimush, Minol, Ucul, Luthfi, Adinda, dan Desi. Kloter 2 sampai di basecamp sekitar jam 02.00. Sesampai di basecamp kami pun langsung beristirahat.

Jumat, 17 Agustus 2018

     MERDEKA!! Ya, hari ini adalah Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 73. Alarm nurani pun membangunkan penulis sekitar jam 04.45 . Sekitar jam 05.00 beberapa dari kami pun mulai bangun untuk melaksanakan shalat subuh dan persiapan memasuki gua. Selagi persiapan, sarapan pun telah dihidangkan. Kami makan nasi beserta lauk yang sudah dimasak. Setelah sarapan, kami pun memakai semua peralatan sesuai sop. Sebelum menujua gua kami pun briefing di basecamp agar upacara di dalam gua dapat berjalan dengan lancar. Pada pukul 07.10 kami pun menaiki motor dan menuju gua song gilap. Hanya butuh kurang lebih 5 menit hingga kami tiba di tempat parkir gua tersebut. Untuk mencapai mulut gua, kami harus menuruni anak tangga yang lumayan banyak hehe Akhirnya sampai di entrance, kami disambut oleh mulut gua yang cukup besar. Tim perintis dan kloter 1 langsung memasuki gua.Kami juga ditemani oleh 4 orang pokdarwis memasuki gua.  Sedangkan land team dan kloter 2 menunggu di luar. Land team terdiri dari Kabau dan Palawa. Sekitar 30 menit berlalu kloter 2 pun memasuki gua.

IMG_6320

Gambar 1 . Foto bersama di entrance Gua Song Gilap

     Saat mulai memasuki gua, jalan begitu licin dikarenakan air dan lumpur. Didalam gua, kami juga harus menuruni anak tangga yang terbuat dari besi. Tangga tersebut dibangun agar pipa air aman dari pijakan. Yaa Gua Song Gilap merupakan gua horisontal yang didalamnya terdapat sungai air bawah tanah yang dapat digunakan untuk kebutuhan warga di desa tersebut.

     Setelah anak tangga selesai kami lewati, kami langsung disambut lumpur sekitar 10 cm.  Setelah itu kami langsung turun ke lorong gua yang berair. Berasa di kolam renang rasanya hehe . Kami pun menyusuri lorong dengan cara berenang.Ketinggian air didalam gua itu sekitar selutut hingga sepinggang orang dewasa.  Ada juga lorong gua yang membuat kami sesekali harus merayap agar tidak terjebak oleh lumpur.

    Disaat setengah perjalanan kami menemukan air terjun kecil, airnya begitu jernih. Setelah air terjun tersebut, jalanan agak menanjak dan kami tidak perlu lagi berenang ataupun merayap karna keadaannya lebih baik. Air hanya setinggi mata kaki.

_MG_6486

Gambar 2. Ornamen gua berupa stalagtit

    Di sepanjang perjalanan menyusuri gua, kami melihat ornamen yang begitu indah seperti stalagtit, stalagmit, goursdam, pilar, dan masih banyak lagi. Di gua tersebut sesekali kami juga melihat ikan lele dan kepiting kecil, uhh keren sekali rasanya.

     Butuh waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai di ujung gua. Sekitar pukul 10.00 kami pun sampai, kami pun istirahat di chamber yang lumayan luas dengan tinggi kira-kira 5- 8m dan lebar 10 m. Setelah istirahat sekitar 15 menit, kami pun melakukan persiapan untuk upacara bendera. Petugas yang bertugas adalah cigak ( pembina ), sluencoh (pemimpin) , dembix (UUD),  lutung ( doa) , hilih (protokol), cimush ( derijen ) , peyju (ajudan), seblak (pengibar bendera), bakntol (pemimpin pleton).

    Kami pun langsung berbaris di lorong gua tersebut, dan memulai upacara untuk memperingati Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke 73. Upacara berjalan dengan khidmat. Tanpa jasa dan perjuangan para pahlawan, tak mungkin kami dapat berdiri di gua ini. Terimakasih para pahlawan, tak dapat kami membalas jasamu yang begitu berarti bagi kemerdekaan Indonesia ini.

IMG_0164

Gambar 3 . Sloencoh ( Pemimpin ) , Cigak ( Pembina ) , Pejyu ( Ajudan )

 

_MG_6443

Gambar 4. Upacara memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke 73

 

IMG_6360

Gambar 5. Hormat ke bendera merah putih

     Setelah melaksanakan upacara sekitar pukul 11.00, kami pun berfoto-foto ria. Namun, ada yang langsung pergi untuk keluar dari gua karena mengejar waktu shalat Jumat. Kami pun berfoto bersama didepan ornamen gua yang begitu indah, ada juga yang foto pribadi.

_MG_6479

Gambar 6. Foto bersama di depan ornamen gua

    Sekitar pukul 11.45 kami semua pun memutuskan untuk keluar dari gua. Kami sampai depan gua sekitar pukul 13.30 . Didepan gua, kami sudah disambut oleh roti bakar dan minuman hangat yang telah dibuat oleh land team. Terimakasih land team.

    Kami pun istirahat sebentar menyantap makanan tersebut. Setelah mengumpulkan tenaga, kami pun bersiap meninggalkan gua indah itu. Kami pun menaiki anak tangga yang lumayan banyak, cukup menguras tenaga. Kami pun menaiki motor dan langsung menuju basecamp.

     Sebelum memasuki basecamp, kami terlebih dahulu harus membersihkan peralatan kami yang penuh akan lumpur. Kami membersihkannya dengan air disamping masjid depan basecamp. Kemudian, kami pun dapat memasuki basecamp untuk membersihkan diri secara bergantian.

     Setelah mandi, kami pun makan siang yang disediakan oleh ibu basecamp. Menunya berupa nasi, soto, telur, dan bihun. Kami dengan lahap menyantapnya ditemani teh hangat yang menyejukkan dahaga. Selagi makan, kami mengobrol dengan Pak Surtiono selaku pokdarwis Gua Song Gilap. Kami juga melihat dokumentasi di dalam Gua Song Gilap.

     Beberapa dari kami sehabis makan langsung beristirahat, ada pula yang memiliki tenaga untuk bercanda tawa. Sekitar pukul 15.30 kami pun packing untuk meninggalkan basecamp. Celup mengundang kami untuk berkunjung ke rumahnya, kami pun mengiyakannya dengan hati yang terbuka.

     Setibanya di rumah celup, kami disajikan makanan yang berlimpah ruah. Mulai dari bolu, tape, kacang, salak, hingga sop buntut yang sangat mengunggah selera. Saat kami makan, kami juga menonton penurunan bendera Merah Putih di Istana Negara melalui stasiun televisi net tv.

     Sehabis maghrib, kami pun memutuskan untuk pulang menuju Jogja. Tak lupa kami berpamitan pada kedua orang tua Celup, ternyata ayah Celup bak pinang dibelah dua dengan Celup, mereka berdua sangat mirip sekali.

     Perjalanan balik memakan waktu 2 jam. Sesampainya kami di Dapur Magma, kami mengembalikan alat  yang kami gunakan. Setelah itu, kami pun pulang ke kos masing-masing.

#cavingmassal

#dirgahayuNKRI73

#writer: reginatasya

#editor: bennozola

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.